October 6, 2013

Bangkai Hari Minggu

Pagi yang penuh cahya
Pagi yang berlumur jingga.
Menyala dengan pesona wanginya
bunga-bunga mawar yang mekar di depan.
Ia memandangi langit dan dedaunan.
Seekor burung terbang menjulang
ke atas awan nan terang.
Dilihatnya burung itu,
dan ia berharap nantinya:
Menjadi seorang yang bebas
Menjadi seorang yang bisa terbang
menantang garis-garis katulistiwa.

Ia tersentak dan mulai mengayunkan kehendak
Ia sadar bahwa hari ini adalah hari minggu.
Dimana semua berlalu
Dimana orang-orang termangu
dan dimana semua hanya menjadi debu.

Secangkir kopi pun tak sempat mengembalikan
suasana semalam yang menjadi ingatan.
Berkencan dengan sosok wanita
di sebuah warung yang sederhana.
Bercengkrama dan saling tertawa.
Sebuah suasana yang sangat damai
Bagai ombak yang sedang mengayun gemulai
di atas hamparan pasir putih nan santai.

Kemudian malamnya, ia berjalan menuju taman kota
Menatap ruang lingkup yang dusta:
Seorang lelaki tampan 
menggandeng seorang wanita
di ujung taman kota.
Dibawanya ke tempat yang sepi.
Tempat dimana tak satupun orang
membicarakan masalah pribadi.
Lalu mereka sempatkan duduk di sebuah kursi panjang.
Berhimpitan. Sangat erat dan dekat.
Lantas dipeluknya sang wanita. 
Tak lama, ia cium bibir meronanya.

"oh Tuhan, palingkan aku!"
Ia berpaling dan mulai membisu.


No comments:

Post a Comment