September 30, 2013

Hari di Akhir Bulan

Sebelum menginjak bulan Oktober,
sebelum meninggalkan bulan yang penuh rindu.
Aku sedang termangu-mangu
menatap langit-langit yang penuh debu.

September yang selalu menyenandung.
Nyanyian lagu syahdu-mu membuatku nyaman
Terkenang banyak kejadian di dalamnya
yang aku yakini takkan pernah sirna.
Dengan damai kau sebarkan bunga-bunga mawar
Yang di dalamnya engkau selipkan kata-kata cinta
Untuk mereka yang sedang dilanda asmara.

Selamat menjalani hidup, wahai pujangga!
Baitmu yang menjadi prosa
selalu menemani langkah para waria
Di ujung jalan sana dimana semua sia-sia.

Aku bertanya kepada mereka
Tetapi pertanyaanku menyentuh perasaannya
Mereka bersedih dan meyerupai lukisan monalisa.
Sementara lainnya sedang asik
mencari hiburan di perempatan ujung nusantara.

Sebelum meninggalkan bulan September
sebelum menginjak bulan yang buta.
Aku terdiam dibawah naungan rembulan
Sesekali ia melambaikan tangan
agar aku dapat membalasnya dengan senyuman.

Hari di akhir bulan ini
Aku sempatkan meminum secangkir kopi
yang aku campur dengan serbuk kapur.
Lalu aku terdiam lagi:
Akankah aku dapat melewati rintangan
dan akankah pula aku dapat melawan
semua preman-preman jalan?
Semua hanya Tuhan, yang dapat membebaskan.



No comments:

Post a Comment