Ku temukan sebuah puisi
yang hinggap di atas meja tua
Puisi itu milik seorang Ayah
yang telah lama ditinggal anaknya.
Puisi itu terbaring cukup lama
sejak terbit hingga terbenamnya surya,
di balik malunya cakrawala.
Puisi itu kini aku bawa
Aku bacakan di depan anak-anak
di bawah pohon saat bulan purnama.
Anak-anak pun mendengarnya dengan seksama.
Seakan-akan aku membacakan sebuah dongeng hebat,
seperti dongeng terjadinya danau toba.
Ada yang terdiam, ada yang kebingungan
ada yang hanya mengangguk-angguk, dan ada
yang mulai meneteskan air mata.
Puisi itu kini telah usai aku baca
bersama anak-anak,
yang sejatinya
telah lama ditinggal oleh Ayahnya.
No comments:
Post a Comment