*untuk A
Ingat betul
otak ini
pada surat
kecil bewarnakan cokelat muda
dengan goresan
cantik pada kertasnya.
Lihai betul kau
menarikan pena
di atas kertas
yang mungil bentuknya.
Kemudian
ditutupnya dengan kalbu
pada kalimat
pendek yang bermakna
luas bagiku.
Aku lah Prahara
dan engkaulah
suara hembusnya.
Ketika kita
asik berbincang
pada pohon yang
menganggukan dahan-dahannya,
pada gemercik air yang menetes
dari isak
tangis semesta, pada sebuah meja yang
bergoyang di
naungan cakrawala,
kita berdua
hanya duduk bersahaja.
Tatapanmu
terlihat malu pada bulu mataku,
bibirmu gemetar
menghamburkan seluruh impian ku,
dan tanganmu
yang satu:
tetap enggan
untuk memukul jidatku.
Tapi,
kau tetap saja
wanita anggun dengan seribu
rahasia yang
tak pernah kau keluarkan
melalui bibir
manismu.
Aku lah Prahara
yang meneteskan
air mata
pada larik-larik tak bermakna.
Jika bumi ini
sudah tak lagi nyaman
untuk kita
berdua, maka tebaslah kepalaku
dengan sebuah
pena.
Dan jika tak
ada lagi tempat
selain di bumi
untuk kita,
maka hanya ada
satu tempat
dimana
kupu-kupu terbang bebas
melampaui batas
naungannya,
dimana
kunang-kunang pesta warna
dengan
syahdunya, dimana kita
dapat
berbincang lebih lama daripada isak tangis
seorang ibu
yang kehilangan anaknya;
hanya pada
hatimu kita dapat saling bertatap muka.
Maka,
puisi ini aku
tulis untuk
seorang wanita
dengan seribu rahasianya.
aku kudu pie nanggepin ini wannn. bagus bangetttt
ReplyDeleteTerimakasih atas apresiasinya luce _/|\_
Delete