Kami adalah umat dari segala umat
yang sering terbengkalai hidupnya
diantara umat-umat mewah
yang lupa akan Tuhannya.
Kami sering mendengar tangisan-tangisan
ibu-ibu hamil yang kebingungan mencarikan
susu untuk anaknya, sementara asi-asinya
sudah tercemar dengan bangkai tetangganya.
Kami juga sering mencium bau bangkai manusia
setelah terjadinya pertumpahan darah
di persimpangan
dan demo-demo yang menimbulkan banyak korban.
Dengan membakar ban, membakar wajah pemimpinnya sendiri
atau bahkan membakar jiwa-jiwa yang telah mati.
Pisau-pisau tajam dan ocehan yang keluar dari jendela kamar
menusuk jantung dan hati kami bersamaan.
Lalu kami terbaring dibawah mata surya terang
dan terbakar: menjadi batu nisan.
No comments:
Post a Comment