Hari demi hari dilalui.
Berjalan menuju ruang sunyi
Di tepi-tepi kota abadi.
Dia yang dijalan setapak.
Mengeluh pikiran keruh,
menjadi kusam jua kelak.
Setiap perginya pasti sendiri.
langkahnya diiringi lagu iri
setiap liriknya pasti ada sendu tari.
Arah dan tujuanya kosong
Layak botol yang terisi udara melompong.
Hari demi hari dilalui.
Saat mentari bersahabat dengan ombak dan pasir.
Saat Dia lelah menahan iri.
Saat Dia jua tak sanggup menjadi kusir.
No comments:
Post a Comment