Kau mengajaku untuk sejenak
mengunjungi warung kopi
yang ada di belakang beteng itu.
Padahal kau tau, aku tak mampu
menenggak kopi walau
hanya 1 tetes saja.
Tapi karena mu,
lambungku mengatakan kepadaku: kau mampu!
Bulan begitu terang malam itu
Kita duduk di atas beteng
sambil menunggu kopi
yang kau pesan tadi.
Tak lama, kopi itu datang,
tentu dengan cangkirnya
Cangkir kecil nan mungil
yang melambai-lambai kepadaku
dan berkata: ungkapkanlah!
Kita mulai bercerita
tentang hidup kita masing-masing
di bawah lampu yang terangnya
menyerupai bulan malam itu
Kau hanyut
Kau tenggelam bersama
dengan malam.
Kau mulai menutup mata
dan bibirmu mulai tersenyum
ke arah langit.
Sementara aku masih saja terdiam
ditemani cangkir kopimu
yang lucu itu sambilku memandangi
bibirmu yang malu-malu kepada ku
No comments:
Post a Comment