January 13, 2019

Selimut Abu-Abu

Aku memilih berbaring hari ini.

Telentang. Rebah, dan abai
terhadap waktu.
Aku berjelajah ke ruang-ruang
yang tak menentu,
hinggap dari satu pintu ke pintu lainnya.

Aku temui ombak besar,
aku berselancar,
mengikuti ombak membawaku
ke dalam dimensi yang saling bertabrakan.
Tidak lagi ada jalan pulang, kata ku dalam pikiran.
Lalu aku menunggu arus yang akan membawa ku
ke arah yang berlawanan.
Aku terlalu asik, dan lupa bahwa
ada yang harus aku kunjungi
meski aku tak pernah tahu
siapa itu.

Aku terdampar!
Di sebuah pulau berpasir putih
Di sini lah aku mulai berjalan,
dan mulai meninggalkan papan selancar.

Tak lama, aku melihat kunang-kunang.
Indah. Indah sekali, bak matahari
di tengah gelapnya mendung langit
semesta ini.

Aku pandangi kunang-kunang itu
Lama. Lama sekali, sampai aku menyadari
bahwa aku tidak sedang pergi.

Angin menembus selimut
dan menusuk setiap kulit tubuhku.
Lalu aku tarik lagi selimut itu,
hingga tertutuplah seluruh tubuhku.

No comments:

Post a Comment