#Pakpolisiblog #Day15
Cerita itu berawal dari kerinduan seorang anak kepada ibunya, yang telah lama pergi, meninggalkan sanak saudara, keluarga, suami, dan ketiga anaknya. Ia takkan pernah kembali, sekalipun kembali, ia hanya muncul dalam mimpi.
Ibu tiga anak itu sangat bersahaja. Ia mencintai ketiga anaknya sama rata, tidak dibeda-bedakkanya asi, asupan gizi, dan piranti bayi. Sejak kecil mereka dididiknya dengan santun, ramah, dan senyum lebar, dan penuh gelak tawa. Ketiga anak itu tak ayal selalu memeluk ibunya kerap kali ibunya menidurkan mereka dengan dongeng masa lampau, kisah cinta ayah ibu mereka yang semerbak di taman kota.
Sore itu hujan lebat. Seorang pria membawa sapucuk bunga mawar merah merona, yang akan diberikannya kepada seorang wanita anggun dari desa. Hujan lebat itu diiringi angin dan daun-daun yang runtuh dari batangnya. Ia pun basah kuyup dibuatnya. Namun, semangat pria tersebut seperti hujan lebat yang menerpannya, takkan reda sebelum cahaya terang memberinya isyarat untuk sejenak tiada.
Wanita itu berteduh dibawah pohon rindang. Dinaungi dedaunan yang lebat, akar yang menjulang, yang liar kemana-mana, dan seekor tupai yang juga kedinginan rupannya. Pria itu lekas menghampirinya, dan diberikannya bunga itu. "Ini untukmu".
Belum sempat melanjutkan cerita, listrik padam. Dan sontak ketiga anak itu berteriak kencang, dan sang ibu memeluk mereka erat-erat seraya berkata "tenang, nak. Ibumu akan melindungimu". Kemudian ayah mereka datang membawa cahaya, cahaya redup dari sebatang lilin cina. Malam itu, akhirnya mereka tidur berlima, dan ketiga anak itu dipeluk erat oleh ayah ibunya.
.......
No comments:
Post a Comment