#Pakpolisibog #Day5
Sore itu di sebuah beranda rumah tua, duduk manis seorang veteran perang yang ditinggal minggat istrinya lebih dari 20 tahun silam. Veteran itu bercerita bahwa istrinya minggat lantaran sudah tak sudi tinggal dirumah kumuh, kotor, bau, dan tak terurus-bahkan lebih baik kandang ayam daripada rumah tua tersebut.
Diseruputnya kopi hitam pahit yang masih berasap itu. Sebisa mungkin dengan meminum kopi tersebut, rasa rindunya bisa hilang dan lenyap. "Andai aku telah lebih dulu minggat, aku takkan serindu ini padanya" gerutunya dalam kebimbangan.
Bunyi adzan bersahut-sahutan. Orang-orang pesantren mulai sibuk menggubetkan sarung, dan memakai kopiah dari arab yang dibawannya sepulang umroh dan naik haji. Namun, veteran itu tetap diam. Hanya ditemani secangkir kopi hitam, dan luntungan kreteg yang tergelatak manja di hadapannya.
"Hidup ini memang seperti kopi. Pahit. Hitam. Dan tak tentu kehadirannya. Kadang jika ia sedang sangat dibutuhkan, berarti tandannya ia sedang merasa kesepian. Sedangkan ketika ia ditinggalkan, artinya tuan rumah sedang pesta pora dengan rasa penuh kebahagiaan" ia menggeurutu lagi sambil mengambil kreteg dan mulai menghisapnya.
No comments:
Post a Comment