Sore itu ada seorang pria yang lugu, sedang membawa bunga mawar merah segar untuk diberikan kepada wanita yang dikaguminya sejak November tahun lalu. Ia menunggu wanita tersebut keluar dari mushola sekolah sambil memainkan jemarinya yang terlihat gugup dan malu. Sesekali ia melatih bibirnya agar tak kaku saat memberikan bunga itu. Setelah menunggu beberapa menit, wanita itu pun keluar bersama sahabat karibnya. Ia mulai kebingungan, karena ia tak ingin seorangpun melihat apa yang akan ia berikan kepada wanita tersebut. Ia malu berat, lalu disembunyikannya bunga itu di belakang badannya, dan ia berlari sangat kencang seakan tak ingin wanita tersebut melihat apa yang ia bawa. Ia juga tak ingin wanita itu tahu bahwa di hari Sabtu ini ada seorang pria yang akan memberinya setangkai bunga.
Setelah mendapat tempat yang aman untuk sedikit melepas rasa malu, ia mulai menyusun keberaniannya dan ingin segera memberikan bunga itu. Petir-petir semakin marah dan hembus angin semakin tak menentu arahnya. Ia mulai menapakkan kakinya ke koridor, sambil sesekali ia membenarkan tatanan rambutnya yang berantakan dan kuyup akibat terguyur air hujan. Tiba-tiba, ia kehilangan jejak. Wanita tersebut hilang entah kemana, namun ia melihat ada tas berwarna merah tergeletak manis di depan salah satu kelas di dekat aula. Ia tahu persis, tas itu milik wanita tersebut. "Kemana dia?" dalam hati pria itu terus mencari jawaban atas kebingungannya. "Apa aku taruh di tasnya aja ya?" pikir pria itu dengan perasaan ragu.
Akhirnya, pria itu memutuskan untuk berkeliling sejenak mencari keberadaannya. Seketika ia melihat wanita tersebut sedang nampak kebingungan di hadapan satpam yang asik menonton pertandingan sepak bola. Ia terus memantau gerak-geriknya. Sampai pada akhirnya, wanita itu berjalan menuju tempat tasnya tergeletak, di depan kelas dekat aula. Pria itu pun tak mau kehilangan waktu. Ia kumpulkan lagi keberaniaannya dan ia bergegas menuju tempat tersebut sambil ia benarkan posisi bunga yang mulai nampak sayu. "Ini untukmu" ucap pria itu dengan lugu dan malu.
No comments:
Post a Comment