August 20, 2019

Bunga Mawar Merah yang Liar

Suatu saat aku pernah dengan sengaja
menanam bibit bunga mawar merah
di depan halaman rumahmu secara diam-diam.
Aku tahu, tiap sore hari, bersama ayahmu,
kau sibuk mengurus tanaman-tanaman
di dalam pot, memotong rumput-rumput liar,
serta memberi makan anjingmu yang kau
beri nama Beri itu.
Bahkan tak lupa, daun-daun gugur dari pohon jati
milik tetanggamu yang jatuh tepat di depan
halaman kau sapu dengan malu.

Sebulan kemudian, di waktu yang sama,
aku melihat bunga itu mulai tumbuh
dan menampakkan diri di tengah rerumputan
yang sering kau abaikan.
Aku melihatmu sedikit bergumam seraya menyapu keringat
yang mulai bercucuran di dahi.
Sementara ayahmu masih saja sibuk dengan tanaman potnya
yang tak kunjung meninggi

Seminggu setelahnya, aku kembali lagi untuk mengintip rumahmu.
Melihatmu dengan ikhlas membiarkan bunga itu tumbuh, walau kau tahu,
merelakannya bersama rumput-rumput liar membuatnya menjadi samar.
Tapi semua itu sudah aku perhitungkan.
Aku memang sengaja memberikannya kesempatan
walau hanya sejenak dan merelakannya pudar,
Aku tak berharap apapun dari apa yang aku tuai,
hingga suatu hari kau sadar bahwa mawar itu memerah cantik
dan kau dihadapkan oleh dua pilihan:
memotongnya bersama ilalang,
atau merawatnya di dalam pot
bersama tanaman ayahmu.
Jika kau sudah tau pilihan mana yang akan
kau putuskan, sejak itu pula aku akan segera pulang.

No comments:

Post a Comment