September 6, 2013

Yogyakarta

Apakah anda sering melihat tulisan 'Yogyakarta Berhati Nyaman' di sekitar rumah anda atau saat anda sedang bepergian? Mungkin kata tersebut berbanding terbalik dengan apa yang terjadi sebenarnya.



Yogyakarta memang memiliki semboyan "berhati nyaman" karena Yogyakarta memiliki keistimewaan dalam berbagai hal. Seperti dalam bidang ilmu, pariwisata, dan masih banyak bidang-bidang yang unggul di kota tersebut.  Sementara itu Yogyakarta juga mendapat julukan kota pelajar karena banyak melahirkan ilmuan-ilmuan hebat yang berasal dari Kota Yogyakarta itu sendiri.

Selain itu, Yogyakarta juga mempunyai pariwisata yang cukup mewah. Pariwisata Yogyakarta sudah terkenal sampai seluruh Indonesia bahkan manca negara. Yang menjadi icon pariwisata Yogya adalah ciri khas pantai yang memiliki ombak yang tenang dan syahdu, juga beberapa goa yang menjadi tempat caving bagi para pecinta alam di seluruh nusantara.

Makanan-makanan yang khas juga menjadi identik dengan Yogyakarta. Apalagi gudeg, siapa lagi yang tidak mengenal makanan khas kota pelajar ini. Makanan yang disajikan diatas daun pisang, dengan rasa manis yang khas, menjadi salah satu alasan kenapa Yogyakarta disebut kota gudeg.

Namun yang perlu ditinjau, julukan-julukan tersebut tak luput dari berbagai macam modus pergaulan bebas yang sedang marak di kota yang penuh julukan indah ini. Hal-hal ini tidak hanya terjadi di kotamadya saja, namun juga merambat ke kabupaten-kabupaten dan daerah sekitarnya.

Kabarnya, di Kabupaten Bantul telah ada 80 remaja yang melakukan tindak kekerasan seksual atau seks bebas menurut data dari salah satu lembaga yang menangani masalah seperti ini. Yang tidak disangka-sangka adalah umur mereka yang masih jauh dibawah kata remaja, yaitu 11-16 tahun.

Umur tersebut merupakan masa-masa dimana remaja ingin tahu dan selalu ingin mencoba. Pada umur tersebut anak juga harus sudah diberikan pengetahuan tentang seks. Gunanya adalah agar mereka tidak salah pengertian dan dapat membedakan bagaimana seks itu sendiri terjadi secara benar dan sehat.

Pada umur yang bisa disebut remaja ini, peran keluarga atau orangtua sangat sekali dibutuhkan. Dalam hal ini, pengertian dan kasih sayang orangtua harus extra diberikan, melebihi kasih sayang dan pengertian ketika sang anak balita atau masih kecil. Karena, dengan pengertian dan kasih sayang orangtua, anak jadi lebih mudah untuk menceritakan setiap permasalahan yang sedang dihadapi sang anak. Selain itu, orangtua juga dapat memahami setiap masalah yang dihadapi sang anak, dan mampu memberikan saran-saran yang pas untuk si buah hati.

Kejadian-kejadian yang sempat tersaring dari salah satu lembaga yang mengurusi masalah kekerasan seksual atau seks bebas adalah pemerkosaan, jual beli manusia, homosex, dan lesbian. Dari data yang didapat, pemerkosaan yang umumnya terjadi pada wanita, kali ini yang menjadi korban adalah sang pria. Dengan modus yang begitu detail, si korban dapat di setting sedemikian rupa agar dapat diperkosa oleh si pelaku.

Selanjutnya masalah jual beli manusia yang terjadi hampir di setiap daerah di Yogyakarta. Biasanya faktor yang menjadi dasar kasus jual beli manusia adalah faktor ekonomi. Mereka rela menjual diri mereka dengan harga yang tertentu, agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kemudian masalah homosex dan lesbian. Masalah seperti ini sangat sering kita jumpai dalam berbagai tempat. Sekolah, tempat-tempat umum, bahkan perkantoran sekaligus terjadi hal-hal tersebut. Namun, yang sangat mengkhawatirkan, kejadian tersebut malah banyak terjadi pada kaum remaja. Yang dikhawatirkan adalah kondisi psikolog mereka yang terganggu. Bisa karena faktor keluarga, atau trauma trauma yang berlebihan karena kekerasan dalam ruamah tangga.

Jadi, bagi kita semua harus selalu waspada di dalam menjalani kehidupan. Hidup ini tidak hanya sebatas kamar atau rumah, namun sangatlah luas. Perlunya pengetahuan dan bimbingan, menjadi tembok besar untuk menghalangi atau menghindari hal-hal yang tidak ingin terjadi pada diri kita semua.

No comments:

Post a Comment